SELAMAT DATANG Pasang iklan? klik disini

Senin, 07 Desember 2015

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN



Chapter 10
ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN
1.        Selisih Anggaran dan Realisasi dilakukan setiap bulan untuk setiap unit bisnis dan seluruh perusahaan
2.        Manajer Operasional harus menerapkan mentalitas Kaizen (perbaikan berkelanjutan)
3.        Analisis harus menunjukkan sebab-sebab selisih dan unit organisasi yang bertanggungjawab sampai tingkatan manajer terbawah
Penghitungan Selisih
· Selisih Anggaran dan Realisasi dilakukan setiap bulan untuk setiap unit bisnis dan seluruh perusahaan
· Manajer Operasional harus menerapkan mentalitas Kaizen (perbaikan berkelanjutan)
· Analisis harus menunjukkan sebab-sebab selisih dan unit organisasi yang bertanggungjawab sampai tingkatan manajer terbawah
Selisih Pendapatan
Selisih Harga Jual:
(Actual Price – Standard Price) x Actual Volume
Selisih Bauran dan Volume
(Actual Volume – Budgeted Volume) x (Budgeted Unit Contribution)
Selisih Bauran
(Actual Sale Volume x Budgeted Proportion) – (Actual Sales Volume) x Budgeted Unit Contribution
Selisih Biaya (Expenses)
1.        Selisih Biaya Bahan Baku
a.        Selisih Harga Beli
b.        Selisih Pemakaian Bahan
2.        Selisih Biaya Tenaga kerja Langsung
a.        Selisih Tarip Upah
b.        Selesih Efesiensi
3.        Selisih Biaya Overhead pabrik
a.        Selisih Spending
b.        Selisih Volume
Variasi Dalam Praktek
• Periode Waktu Perbandingan
– Bulan ini
– Sampai dengan bulan ini (year to date)
– Anggaran setahun dg Perkiraan utk setahun
• Fokus Pada Gross Marjin
– Dianggap harga jual tetap
– Ada yang mempertimbangkan perubahan biaya terhadap harga jual
Jumlah Rincian
• Selisih Volume, Bauran dan Harga
• Selisih untuk setiap produk
• Selisih Penjualan dan Pemasaran
• Selisih Per Wilayah
• Selisih Per Wiraniaga/Wilayah
Biaya Tehnik dan Biaya Kebijakan
• Selisih Biaya Tehnik à menunjukkan adanya efesiensi
• Selisih Biaya Kebijakan à belum tentu menunjukkan adanya efesiensi
Keterbatasan Analisis Selisih
• Menunjukkan di tempat selisih terjadi, tetapi tidak menunjukkan mengapa terjadi selisih à perlu ditambah dengan penjelasan
• Tidak menunjukkan significansi suatu selisih à statistik pengendalian mutu
• Laporan kinerja merupakan agregasi dari berbagai hal ---> perlu dirinci
Tindakan Manajemen
• Prinsip utama analisis laporan keuangan formal: Laporan laba bulanan tidak boleh berisi kejutan
• Laporan formal merupakan penegasan dari laporan informal (via fax, telepon, e-mail atau tatap muka)
• Manfaat laporan formal adalah menekan bawahan utk melakukan tindakan koreksi atas inisiatifnya sendiri
Pertimbangan Perilaku dalam Evaluasi Kinerja
• Pengendalian Ketat
• Pengendalian Kendor
• Pengaruh Pengendalian Ketat dan Kendor terhadap Perilaku

Manfaat Pengendalian Ketat
• Cenderung mencegah manajer menjadi boros atau tidak efesien
• Mendorong manajer menjadi sadar-laba
• Memotivasi manajer untuk mencari cara yang lebih baik utk melakukan kegiatannya dan melakukan inisiatif utk mencapai anggaran laba

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi ketat kendornya pengendalian
• Jumlah kebijakan yang dilimpahkan kepada manajer unit bisnis
• Derajat variabel kritis kinerja yang dapat dipengaruhi oleh manajer unit bisnis
• Ketidakpastian yang ada pada suatu kegiatan
• Lama waktu pengaruh keputusan manajer



MENGHITUNG VARIANS Varians bersifat hierarkis. Varians dimulai dengan kinerja unit bisnis keseluruhan, yang dibagi menjadi varians pendapatan dan varians beban. Varians pendapatan dibagi lebih lanjut menjadi varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan untuk setiap pusat tanggung jawab pemasaran dalam unit tersebut. Varians tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan. Varians beban dapat dibagi menjadi beban beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik. Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasi setiap varians dengan manajer individual yang bertanggung jawab untuk itu. Analisis ini adalah alat yang sangat ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas. Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide berikut : v    Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba v    Merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor  penyebab kunci tersebut v    Fokus pada dampak laba dari variasi dalam setiap faktor penyebab v    Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-faktor lainnya dianggap konstan v    Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari tingkat “akal sehat” yang paling mendasar (“mengupas bawang”) v    Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas  yang ditambahkan di tingkat yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor penyebab yang mendasari varians laba keseluruhan.
1.        Varians pendapatan
Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga, volume dan bauran penjualan.
1.        Varians Harga Penjualan
Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual dan harga standar dengan volume actual.
1.        Varians Bauran dan Volume
Seringkali varians bauran dan varians volume tidak dapat dipisahkan. Persamaan untuk gabungan dari varians bauran dan volume adalah:
Varians bauran dan volume = (volume aktual-volume anggaran) x kontribusi anggaran per unit
Varians BauranVarians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang dianggarkan. Sedangkan varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran.
Varians bauran dari masing-masing produk diperoleh dari persamaan :
Varians bauran = [(total volume penjualan aktual x anggaran proporsi) - (volume penjualan aktual)] x kontribusi anggaran perunit
Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari gabungan antara varians bauran dan varians volume.
Varians volume =[(total volume penjualan aktual) x (persentase anggaran) - [(anggaran penjualan) x kontribusi anggaran per unit)]
1.        Analisis Pendapatan Lainnya
Varians pendapatan dapat dibagi-bagi lebih lanjut.
1.        Penetrasi Pasar dan Volume Industri
Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume industri. Prinsipnya adalah bahwa manajer unit bisnis bertanggung jawab atas pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industri Karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar dan volume industri untuk varians bauran dan volume :
Varians pangsa pasar = [(penjualan aktual) - (volume industri)] x penetrasi pasar yang dianggarkan x kontribusi anggaran per unit
Varians pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah, dan  varians  total adalah jumlah perhitungan secara aljabar. Varians volume industri bisa dihitung dengan cara sebagai berikut :
Varians volume industri = (volume industri aktual) – (volume industri dianggarkan) x penetrasi pasar dianggarkan x kontribusi per unit dianggarkan
2. Varians Beban
a. Biaya Tetap
Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume penjualan maupun volume produksi.
b. Biaya Variabel
Adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan volume. Biaya produksi yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi aktual. Volume yang digunakan untuk menyesuaikan beban produksi variable yang dianggarkan adalah volume produksi, BUKAN volume penjualan, yang digunakan dalam menentukan varians pendapatan.
1.        Rangkuman Varians
Ada beberapa cara dengan mana varians dapat dirangkum dalam suatu laporan bagi manajemen. Ini digunakan karena jumlahnya dapat ditelusuri dengan mudah. Bentuk penyajian lainnya adalah dengan menunjukkan jumlah aktual beserta dengan variansnya. Hal ini memberikan indikasi mengenai relatif pentingnya setiap varians sebagai bagian dari total pos pendapatan atau beban yang terkait. VARIASI DALAM PRAKTIK
1.        Periode Waktu dari Perbandingan
Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja aktual untuk satu tahun penuh menunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Bila kinerja untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu lebih buruk dibandingkan dengan anggaran untuk tahun tersebut sampai tanggal itu, adalah mungkin bahwa deficit yang terjadi akan dapat diatasi di bulan-bulan yang tersisa.
1.        Fokus pada Margin Kotor
Margin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Analisis varians dilakukan dengan mensubstitusi “margin kotor” untuk “harga jual” dalam persamaan pendapatan. Margin kotor adalah selisih antara harga jual aktual dengan biaya produksi standar
1.        Standar Evaluasi
Dalam Sistem Pengendalian Manajemen, standar formal digunakan dalam evaluasi laporan atas aktivitas aktual dan terdiri atas 3 jenis :
1.        Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya
Standar ini merupakan dasar terhadap kinerja aktual diperbandingkan di banyak perusahaan.
1.        Standar historis
Standar jenis ini memiliki 2 kelemahan :
1.        Kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi
2.        Kinerja periode sebelumnya mugnkin saja tidak dapat diterima
3.        Standar eksternal
Merupakan standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dengan industri yang sama. Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Bila kondisi-kondisi dari kedua pusat tanggung jawab tersebut adalah serupa, maka perbandingan semacam itu dapat menghasilkan dasar yang bisa diterima untuk mengevaluasi kerja. Keterbatasan standar Standar adalah ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. Langkah pertama yang penting dalam analisi varians adalah pengujian terhadap validitas dari standar tersebut.
1.        Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik biaya overhead variable maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika perusahaan memiliki sistem biaya variable, biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan, sehingga tidak ada varians volume produksi. Varians beban produksi tetap adalah selisih antara jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual. Hal yang penting adalah bahwa varians produksi seharusnya dikaitkan dengan volume produksi, bukan dengan volume penjualan.
1.        Jumlah Rincian
“mengupas bawang”, yaitu suatu istilah yang berarti lapisan demi lapisan dikupas, dan proses akan terus berlanjut selama rincian tambahan masih dianggap berharga. Rincian tambahan untuk biaya produksi dapat dikembangkan dengan menghitung varians untuk pusat tanggung jawab di tingkat yang lebih rendah dan dengan mengidentifikasikan varians dengan factor input yang spesifik, seperti tarif upah dan bahan baku.
1.        Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner
Varians yang “menguntungkan” dalam biaya teknik biasanya merupakan indikasi dari kinerja yang baik. Sebaliknya, kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya dinilai memuaskan apabila beban aktual hampir sama dengan jumlah yang dianggarkan, tidak lebih tinggi, maupun rendah. KETERBATASAN ANALISIS VARIANS Walaupun analisis varians adalah alat yang ampuh,  alat tersebut juga memiliki beberapa keterbatasan.
1.        Keterbatasan yang paling penting adalah bahwa walaupun analisis ini mengidentifikasikan ‘dimana’ varians terjadi, tetapi tidak mengatakan ‘mengapa’ varians terjadi.
2.        Masalah kedua dari analisis ini adalah untuk menentukan apakah suatu varians adalah signifikan. Teknik statistik dapat digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu; teknik-teknik ini umumnya disebut sebagai pengendalian mutu secara statistik.
3.        Masalah ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya. Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi semkain bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediksi yang meyertainya.
4.        Laporan itu hanya menunjukkan apa yang telah terjadi, laporan-laporan tersebut tidak menunjukkan dampak masa depan dari tindakan-tindakan yang telah diambil oleh manajer.
Tindakan Manajemen Prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal ialah, “laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga.” Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan perbaikna atas inisiatif mereka sendiri. Laporan laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses”, atau tindakan ketenagakerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah yang paling diperlukan, dan kebanyakan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian secara rutin.

Senin, 03 Oktober 2011

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI


Disusun oleh  : daridosen.blogspot.com
         


BAB I
PENDAHULUAN

I.                   PENGERTIAN PRODUKSI DAN OPERASI
Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang, dan komponen. Karena adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi dan operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.

II.                PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan tersebut.
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah untuk mempeoleh tingkat laba tertentu atau memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.
Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama, produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.
Manajer produksi  dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.

III.             PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian dapat ditentukan dan disusun rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan ilmu pengetahuan dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:
1.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)
4.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah diubah atau direvisi.
2.      Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyedian pada waktu yang tepat.
3.      Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi, mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.


4.      Tenaga kerja
Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.
5.      Mutu atau kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.













BAB II
PEMBAHASAN

Ruang lingkup manajeman produksi dan operasi
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi tidak lain adalah mengusahakan agar terjadi keseimbangan, keselarasan serta keserasian antara faktor-faktor produksi yang ada dengan kebutuhan atau kesempatan yang terbuka baginya, sehingga dapat menimbulkan adanya perkembangan yang menguntungkan (profitable growth). Dalam tahap pencapaian tujuan bagian produksi maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami perusahaan itu. Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan menghasilkan rumusan tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada.
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perencanaan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta sistem informasi produksi. Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-barang atau jasa dengan efektif dan efisien serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya.



A.    Perancangan sistem produksi
Perancangan berfungsi agar kegiatan produski dan operasi yang akan dilakukan terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan operasi meliputi:
1.      Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk)
Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa barang atau jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang baik.
2.      Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.
Setelah produk didisain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya.
3.      Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit perusahaan.
Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan dan masukan (inputs), serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar.
4.      Rancangan tata-letak (lay-out) dan arus kerja atau proses
Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu faktor terpenting di dalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses.
5.      Rancangan tugas pekerjaan
Rancangan tugas pekerjaan merupakan bagian yang integral dari rancangan sistem. Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi kerja harus disusun, karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan alat atau wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi dan operasi tersebut.
6.      Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Sebenarnya rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun dengan landasan strategi produksi dan operasi yang disiapkan terlebih dahulu.

B.     Pengendalian sistem produksi dan operasi
Pengendalian  dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Pengendalian sistem produksi dan operasi mencakup :
1.      Pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut.
2.      Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan.
3.      Pengendalian mutu
Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi.
4.      Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia)
Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh kemampuasn dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya.
5.      Pengendalian Biaya
Kegiatan ini dilakukan atas beban penggunaan bahan dan waktu dari utilitas mesin dan tenaga kerja atau sumber daya manusia, serta keefektifan pemanfaatannya.
6.      Pengendalian produksi
Pengendalian ini dilakukan untuk menjamin apa yang telah ditetapkan dalam rencana produksi dan operasi dapat terlaksana, dan bila terjadi penyimpangan dapat segera dikoraksi sehingga tidak mengganggu pencapaian target produksi dan operasi.

C.    Sistem Informasi Produksi
Sistem informasi produksi mencakup :
1.      Stuktur organisasi
Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia sebagai pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan antara sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen. Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya.
·      Manajemen Level Atas: untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan.
·      Manejemen Level Menengah: untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan.
·      Manejemen Level Bawah: untuk perencanan dan pengawasan operasi dan pengambilan keputusan.
·      Operator: untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.

2.      Produksi atas dasar pesanan
Sistem informasi produksi atas dasar pesanan merupakan suatu strategi yang reaktif, maksudnya menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian.

3.      Produksi untuk persediaan (pasar)
Sistem informasi produksi untuk persediaan adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan
Sistem informasi produksi untuk persediaan memiliki 4 ( empat ) komponen yakni :
a. Sistem penjadwalan produksi
b. Sistem material requirement planning
c. Sistem capacity requrement planning
d. Sistem pelepasan pesanan
Manfaat sistem informasi produksi untuk persediaan adalah :
a. Perusahaan dapat mengelola materialnya secara lebih efisien
b. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
c. Perusahaan mengetahui kebutuhan material dimasa depan
d. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik berupa barang maupun jasa Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa.
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.
            Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi mencakup perencanaan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta sistem informasi produksi. Perencanaan sistem produksi mencakup disain, peralatan, lokasi, tata letak, tugas dan kapasitas. Pengendalian mencakup proses, bahan baku, tenaga kerja, biaya, mutu dan pemeliharaan. Sistem informasi produksi mencakup struktur organisasi, pesanan dan persediaan.




DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
Nugroho, Eko, Sistem Informasi Manajemen Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya, Jakarta: Andi, 2008
http://pustaka.ut.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=76:adbi4434-kebijakan-dan-strategi-pemasaran&catid=128:bmp&Itemid=95